Minggu, 02 Desember 2018

Burung Cabe Jawa

Burung Cabe jawa (Dicaeum trochileum) adalah burung kecil (8 cm) yang bergerak lincah. Cabe jawa yaitu burung endemik Indonesia, mereka spesialuntuk ditemukan di Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di Jawa dan Bali burung ini cukup mudah dijumpai sebab yaitu cukup umum dan mampu mengikuti keadaan dengan cukup baik dengan lingkungan keramaian berteman erat kawasan tinggal manusia. Karena warnanya yang menarikdanunikdanunik, burung cabai jawa kadang ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan dan penghias rumah.

Karakteristik fisik
cabai jawa termasuk burung dengan dimorfisme seksual, yaitu antara si-jantan dan si-betina memiliki perbedaan morfologi yang jelas. Cabe jawa jantan memili kepala, leher, punggung, dan tunggir dengan warna merah oranye. Bagian akup si-jantan berwarna kehitaman dan dada hingga perut abu-abu. Berbeda dengan si-jantan, cabai jawa betina memiliki tunggir berwarna merah oranye dan tubuh kecoklatan dengan akup kehitaman. Teknik paling mudah untuk membedakan keduanya yaitu dari kepalanya, jika kepalanya merah oranye bererti jantan, selain itu berarti betina.

Gambar 1. Cabe Jawa jantan
Gambar 2. Cabe Jawa betina

Habitat dan tingkah laku
Burung ini cukup umum dijumpai di hutan-hutan dataran rendah, hutan mangrove, dan kawasan sekitar pemukiman dengan banyak pohon. Karena mereka gemar memakan buah-buah kecil, mereka sering sekali teramati mencari makan di pohon kersen dan benalu. Kersen dan parasit memiliki buah-buah yang cukup kecil yang mampu ditelannya dengan gampang.
Cabe jawa yaitu burung yang gesit, sangat cepat dalam bergerak dari satu ranting menuju ranting lainnya. Mereka sering terbang sambil mengeluarkan suara cicitan pendek yang berulang-ulang.

Perkembangbiakan
Gambar 3. Jantan memdidiberi makan anak
Saat musim kawin tiba, jantan dan betina akan sering terbang bersama saling kejar-mengejar. Mereka akan membuat masukang pada pohon-pohon yang berteman erat dengan sumber kuliner mereka. Sarang terbuat dari rerumputan kering yang dibangun menggantung pada dahan pohon.
Burung ini akan bertelur 2 hingga 4 butir dalam sekali perkawinan, kedua induknya akan menjaga dan memdidiberi makan anak-anaknya secara bersama-sama. Anak cabai jawa memiliki warna kecoklatan denga paruh berwarna merah. Seiring prtumbuhannya, sedikit demi sedikit akan muncul warna merah dan kehitaman pada tubuhnya. Anak-anak cabai jawa tidak spesialuntuk dididiberi makan buah-buah kecil, induknya juga mencari serangga-serangga kecil untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Konservasi
Menurut IUCN, status konservasi burung cabai jawa yaitu LC (Least Concern) sebab yaitu jumlahnya di lingkungan masih banyak dengan tren yang cenderung stabil. Perburuan yang dilakukan terhadap burung ini cukup terbatas, sebab yaitu burung cabai jawa bukanlah burung dengan harga yang mahal.

0 komentar

Posting Komentar